~3~
keesokannya, aku kembali berangkat pagi-pagi, karena takut terjebak macet yang nggak pernah lenyap dari aktivitas sehari-hari. ku telusuri jalanan kompleks yang masih sangat segar udaranya untuk aku hirup dan aku hembuskan. namun, ketika aku melintasi sebuah rumah yang besar, aku melihat sandy, laki-laki yang kemarin tidak sengaja menabrak ku.
sandy sedang duduk diam dengan tatapan kosong di teras rumahnya,
"hai.." sapa aku pada sandy, namun ia tetap saja diam tanpa menoleh sedikitpun pada ku.
"halloooooooo..." sapa ku lagi, tapi dia tetap diam tak bicara sedikitpun. dan saat itu juga, aku dikagetkan dengan kedatangan seorang ibu-ibu lebih tepatnya nenek-nenek yang ingin masuk ke dalam rumah besar itu.
"maaf de, ade siapa ya? terus mau ketemu siapa?" tanya sambil meletakkan belanjaan sayur'a persis di depan pagar.
"ohh hmm maaf nek, ng ng nggak kok nek saya nggak mau ketemu siapa2, cuma tadi saya lagi melihat bunga yang baru mekar itu." kataku berusaha menyembunyikan.
"ohh itu de, itu mah bunga mawar hadiah dari cucu nenek." katanya memberitahuku.
"gitu ya nek? bagus ya bunganya." kataku memuji.
"iyaa memang bunga itu bagus dan sangat berharga untuk saya." katanya. "yaudah deh neng, nenek mau masuk dulu, ade mau mampir?." katanya menawarkan sambil membuka pagar dan masuk ke dalamnya.
"ohh gg usah nek, aku juga mau ke sekolah kok, makasi ya nek" kataku menolak. namun saat ku kembali melihat kursi teras yang diduduki sandy tadi, sosok sandy pun sudah menghilang. "hmm mungkin masuk ke rumahnya kali ya? tapi emang dia nggak sekolah apa? hmm yaudahlah." kataku melanjutkan jalan menuju sekolah.
setibanya di sekolah, aku menyapa babeh, satpam sekolah yang sudah berdiri gagah di depan pintu gerbang,
"babeehhh..!!!" sapaku dengan suara cempreng ala chika.
"iyaa de', semangat yaaa buat UAS terakhirnya." kata babeh membalas sapaku dan memberiku semangat.
"okkeeehh behh, makasi yaa." kataku..
lalu aku berjalan menuju kelas, yang sudah ramai di penuhi murid-murid kelas sepuluh dan sebelas.
sandy sedang duduk diam dengan tatapan kosong di teras rumahnya,
"hai.." sapa aku pada sandy, namun ia tetap saja diam tanpa menoleh sedikitpun pada ku.
"halloooooooo..." sapa ku lagi, tapi dia tetap diam tak bicara sedikitpun. dan saat itu juga, aku dikagetkan dengan kedatangan seorang ibu-ibu lebih tepatnya nenek-nenek yang ingin masuk ke dalam rumah besar itu.
"maaf de, ade siapa ya? terus mau ketemu siapa?" tanya sambil meletakkan belanjaan sayur'a persis di depan pagar.
"ohh hmm maaf nek, ng ng nggak kok nek saya nggak mau ketemu siapa2, cuma tadi saya lagi melihat bunga yang baru mekar itu." kataku berusaha menyembunyikan.
"ohh itu de, itu mah bunga mawar hadiah dari cucu nenek." katanya memberitahuku.
"gitu ya nek? bagus ya bunganya." kataku memuji.
"iyaa memang bunga itu bagus dan sangat berharga untuk saya." katanya. "yaudah deh neng, nenek mau masuk dulu, ade mau mampir?." katanya menawarkan sambil membuka pagar dan masuk ke dalamnya.
"ohh gg usah nek, aku juga mau ke sekolah kok, makasi ya nek" kataku menolak. namun saat ku kembali melihat kursi teras yang diduduki sandy tadi, sosok sandy pun sudah menghilang. "hmm mungkin masuk ke rumahnya kali ya? tapi emang dia nggak sekolah apa? hmm yaudahlah." kataku melanjutkan jalan menuju sekolah.
setibanya di sekolah, aku menyapa babeh, satpam sekolah yang sudah berdiri gagah di depan pintu gerbang,
"babeehhh..!!!" sapaku dengan suara cempreng ala chika.
"iyaa de', semangat yaaa buat UAS terakhirnya." kata babeh membalas sapaku dan memberiku semangat.
"okkeeehh behh, makasi yaa." kataku..
lalu aku berjalan menuju kelas, yang sudah ramai di penuhi murid-murid kelas sepuluh dan sebelas.
Komentar
Posting Komentar