~2~
setibanya di sekolah, aku langsung menempati kursi yang seharusnya aku tempati lalu kembali membaca buku untuk mengingat-ingat. Namun fikiranku kembali teringat pada sosok anak SMA yang tadi aku temui, "dooorrr!!! hayooooo ngelamunin siapa??" kata arin mengagetkan.
"hmm apa sih rin, lo ngagetin gua tau gga?" kataku kesal.
"ahahahha maaf deh kaa, ya lagian sih pagi-pagi lo uda ngelamun ajja. mikirin syapa sihh?." katanya bertanya-tanya.
"ahh, nggak kok gua nggak mikirin syapa-syapa." kataku menutup-nutupi.
"alahh jangan bohong lo sama gua, tampang lo tuh gg bisa nipu gua kali kaa." kata Arin memaksa untuk diberitahu tentang apa yang sedang aku pikirkan.
"hmm yayaya emang lo temen gua yang super ajaib ya, karena ajaib nya gua sampe ngga bisa bohong." kataku nyerah.
"hahahaha Arin gitu!!" katanya bangga, "yauda ceritain kenapa lo ngelamun? mikirin syapa?." katanya melanjutkan.
"iya gua cerita --a, jadi gini rin, tadi pagi nggak sengaja ada cowo yang nabrak gua waktu gua lagi jalan, nah awalnya sii biasa-biasa ajja, tapi pas gua ngeliat mukanya, kok gua kaya pernah ketemu dan gua ngerasa nya dia tuh pernah dekeeet gitu sama gua." kataku menceritakan.
"hah? serius ka? trus lo tau namanya? mungkin ngga sih kalo dya temen kecil lo?." katanya penasaran.
"serius rin, hah? temen kecil? temen kecil gua ngga ada yang namanya shandy rin. trus temen kecil gua juga ngga ada yang secakep itu." kataku
namun, saat aku sedang asyik bercerita tentang si cowo itu. Rendy teman sekelasku menghampiri aku dan Arin. "haii chika!!" sapanya.
"hempt, mentang-mentang ada chika gitu, trus yang disampingnya ngga dianggep. gitu yaa?" kata Arin kesal.
"ehh maap rin, hai arin!!." katanya.
"ahh telat lo. yaudah deh chik, gua ke tempat gua dulu. gua rasa si keong racun mau ngomong something sama lo. oh iya, nanti jangan lupa telepati lo nyalain, ya kali ajja gua ngga bisa ngerjain soal." kata Arin sambil berjalan menuju tempat duduknya.
"ahaha lo tau ajja rin, gua mau ngomong something sama sahabat lo." kata Rendy senyum kesenangan.
"yayayaya gua mah baik ren, baik dan seneng banget kalo ngeliat lo di semprot sama chika. huwhahahaahaha." kata Arin meledek.
"hmm bodo amat Rin, oia chika gua mau ngomong sama lo." kata Rendy membuka pembicaraan, namun belum aku menjawab bel masuk pun berbunyi.
"hahahha emang dasar lo ngga di bolehin untuk ngedeketin chika kali ren." kata Arin sambil tertawa puas.
"weitz maksud lo apa sist?" tanya Rendy heran.
"iya lo nggak dibolehin untuk ngedeketin chika, soalnya ya yang gua perhatiin tiap lo mau ngoomong serius sama chika pasti ada ajja halangannya. ahahahhaha." jelas Arin. Dan saat itu juga pengawas ujian ruangan yang aku tempati pun datang.
"selamat pagi anak-anak." sapa pengawas ujian.
"selamat pagi bu." serentak anak sekelas.
"hmm apa sih rin, lo ngagetin gua tau gga?" kataku kesal.
"ahahahha maaf deh kaa, ya lagian sih pagi-pagi lo uda ngelamun ajja. mikirin syapa sihh?." katanya bertanya-tanya.
"ahh, nggak kok gua nggak mikirin syapa-syapa." kataku menutup-nutupi.
"alahh jangan bohong lo sama gua, tampang lo tuh gg bisa nipu gua kali kaa." kata Arin memaksa untuk diberitahu tentang apa yang sedang aku pikirkan.
"hmm yayaya emang lo temen gua yang super ajaib ya, karena ajaib nya gua sampe ngga bisa bohong." kataku nyerah.
"hahahaha Arin gitu!!" katanya bangga, "yauda ceritain kenapa lo ngelamun? mikirin syapa?." katanya melanjutkan.
"iya gua cerita --a, jadi gini rin, tadi pagi nggak sengaja ada cowo yang nabrak gua waktu gua lagi jalan, nah awalnya sii biasa-biasa ajja, tapi pas gua ngeliat mukanya, kok gua kaya pernah ketemu dan gua ngerasa nya dia tuh pernah dekeeet gitu sama gua." kataku menceritakan.
"hah? serius ka? trus lo tau namanya? mungkin ngga sih kalo dya temen kecil lo?." katanya penasaran.
"serius rin, hah? temen kecil? temen kecil gua ngga ada yang namanya shandy rin. trus temen kecil gua juga ngga ada yang secakep itu." kataku
namun, saat aku sedang asyik bercerita tentang si cowo itu. Rendy teman sekelasku menghampiri aku dan Arin. "haii chika!!" sapanya.
"hempt, mentang-mentang ada chika gitu, trus yang disampingnya ngga dianggep. gitu yaa?" kata Arin kesal.
"ehh maap rin, hai arin!!." katanya.
"ahh telat lo. yaudah deh chik, gua ke tempat gua dulu. gua rasa si keong racun mau ngomong something sama lo. oh iya, nanti jangan lupa telepati lo nyalain, ya kali ajja gua ngga bisa ngerjain soal." kata Arin sambil berjalan menuju tempat duduknya.
"ahaha lo tau ajja rin, gua mau ngomong something sama sahabat lo." kata Rendy senyum kesenangan.
"yayayaya gua mah baik ren, baik dan seneng banget kalo ngeliat lo di semprot sama chika. huwhahahaahaha." kata Arin meledek.
"hmm bodo amat Rin, oia chika gua mau ngomong sama lo." kata Rendy membuka pembicaraan, namun belum aku menjawab bel masuk pun berbunyi.
"hahahha emang dasar lo ngga di bolehin untuk ngedeketin chika kali ren." kata Arin sambil tertawa puas.
"weitz maksud lo apa sist?" tanya Rendy heran.
"iya lo nggak dibolehin untuk ngedeketin chika, soalnya ya yang gua perhatiin tiap lo mau ngoomong serius sama chika pasti ada ajja halangannya. ahahahhaha." jelas Arin. Dan saat itu juga pengawas ujian ruangan yang aku tempati pun datang.
"selamat pagi anak-anak." sapa pengawas ujian.
"selamat pagi bu." serentak anak sekelas.
Komentar
Posting Komentar