Kesal


Hari ini siang begitu terik, seperti menggambarkan suasana hatiku saat ini. Suasana hati yang sedang tidak tenang, selalu ingin marah-marah. Mencoba menutupi wajah dengan buku yang ku ambil dari tas, berharap kulitku tidak terbakar matahari. Dan mengipas-ngipas berharap keringat ini berhenti mengalir. 
“huft!!! Rasanya malas banget buat gua sekolah siang” kata ku kesal.
Setibanya di kelas aku langsung menutup seluruh pintu dan jendela agar AC di kelas ku mempunyai fungsinya dan aku langsung menghampiri Rika temanku yang duduk tepat di depan meja guru.
“kenapa lu Al???” Tanya Rika heran melihat tingkah ku itu,
“tau nih Ka, hari ini bawaannya mau marah-marah mulu.” Kataku dengan tangan yang masi mengipas-ngipas.
“yee marah kan ada sebabnya, nggak mungkin kalo lo marah nggak ada sebabnya”. Kata Rika masih terus bertanya padaku.
“huh.. jadi gini Rik, gua tuh capek ya, terus-terusan diledekin pake namanya itu orang, nggak di facebook nggak di sekolah, diledekinnya nama dia terus. Gua capek” kataku dengan suara yang keras mengeluarkan semua kekesalanku, untung saja saat itu kelas masih sepi.
“namanya dia? Ohh maksudnya, lu capek kalo diledekin terus pake namanya Coki?” kata Rika mengerti maksud kekesalanku siang itu.
“iya, maksud gua begitu.” Kataku mengiyakan kata-kata Rika.
“emang kenapa sih, lo nggak nerima dia ajja?” katanya bertanya padaku.
“aduhh RIKA NURINA… lo kan tau, gua nggak suka sama dia lagian juga gua nggak mau pacaran dulu”. Kataku semakin kesal.
“ohh iya..ya??? hhaaaa maab deh”. Kata Rika meminta maaf karena telah membuat aku kesal. “hmm kayaknya gua harus ngomong ke dia deh kalo gua tuh nggak suka sama dia”. Kataku mempunyai ide.
“bagus juga tuh.”kata Rika setuju dengan ide ku,
“okeeeh nanti malem bakal gua bilang ke dia” kataku berniat.
malam begitu sepi dan keadaan di luar yang dingin karena hujan lebat tadi sore aku memutuskan untuk masuk ke kamar dan ku coba membulatkan tekad untuk mengatakan semuanya kepada Coki, Mengatakan bahwa aku tidak mempunyai perasaan yang sama.
Saat itu juga Kak Sasi yang baru saja pulang kerja, merasa heran dengan sikap ku malam ini, sikap seperti orang yang kebingungan.
“lo kenapa de???” Tanyanya malam itu sambil meletakkan tas kerjanya di atas meja.
“hadooooh lagi bingung gua kak?” kataku dengan wajah yang kusut.
“hhaaa muka lu kusut amat, emang nya bingung kenapa?” katanya sambil tertawa dan bertanya.
“jadi gini, lu tau Coki kan? Cowo yang selalu di gosipin suka sama gua” kataku memulai bercerita.
“iya, gua tau, emang kenapa sama Coki?” katanya bertanya lagi dengan wajah sedikit bingung.
“Coki nya sihh nggak kenapa-kenapa, tapi gossip nya itu loh yang mengusik telinga gua, jadi tuh gua mau banget bilang ke dia, nanya ke dia tentang perasaannya ke gua, dan adapun bener gua mau nolak dia, tapi dengan cara yang halus, biar dia nggak ngerasa sakit hati sama gua”. Kata ku menjelaskan maksud dan niatku.
“ohh yaudah lo sms ajja ke dia, ato nggak telfon aja lah”. Saran Kak Sasi. “tapi de, masa sih dalam satu hari ade-kakak nolak cowo”. Sambung Kak Sasi sambil tersenyum. Sedangkan aku hanya bisa terdiam.
“apaann??? Lu abis nolak cowo juga kak?” Tanya ku heran.
“iya, hhaa lucu ya”. Katanya tertawa.
“hump iya..ya”. kataku ikut tertawa juga, “yaudah ahh, gua mau sms Coki dulu..” kataku setelah merasa capek terlalu lama tertawa.
Dengan mata yang mulai tutup-buka, mulut yang sudah mulai menguap lebar. Aku pun mengetik kata-kata untuk ku kirim ke Coki. Dengan sangat hati-hati ku pilih kata-kata itu dengan baik dan sesopan mungkin, agar dia tidak merasa sakit hati nantinya. Setelah selesai dengan perasaan yang pasti ku kirim sms itu untuknya. Dengan harapan dia akan menerima keputusan ku.
Namun dugaan ku salah, dugaan bahwa dia akan menerima keputusan ku, dalam balasan smsnya dia menuliskan bahwa dia juga mempunyai suatu komitmen.
“hadooh mau nya itu cowo apa sih?” Tanyaku kesal. Mendengar ucapanku barusan Kak Sasi yang sudah tidur, akhirnya terbangun karena aku dan Kak Sasi tidur sekamar “kenapa lu de?” tanyanya. “tau ahh kak males gua” kataku semakin kesaal dengan sikap Coki yang tidak mau berhenti berusaha untuk mendapatkan aku. “ya emangnya kenapa si Coki-Coki itu?” Tanya kaka Sasi lagi yang penasaran ingin mengetahuinya. “iya masa nih ya kak, gua mah uda sms tu orang panjang lebar, eh jawabannya malah dia punya komitmen juga. Hadoohhh cape dah gua ngadepinnya” kataku kesal sambil memukul-mukul guling hijauku.
“yauda lo tidur ajja dulu,, mungkin aja dia bilang gitu karena dia belum bisa nerima, semoga ajja besok dia ngerubah pemikirannya” saran Kak Sasi dengan matanya yang mulai tertutup dan tertidur lagi.
“SEMOGA” kataku dengan sangat berharap, lalu terlelap tidur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kenapa kamu pakai jilbab????

Ruang Satu Periode :D

Saat Terakhir