kisah dua bulan
Ku sambut hari ku dengan ceria dikala aku sadar bahwa ada kamu disisiku sekarang.
ya, kamu yang mengisi kekosongan dan memberikan segala rasa sayang yang belum pernah kudapatkan dari laki-laki lain.
rasa sayang yang lama ku damba, kini hadir.
kamu hadir dengan membawa segala perubahan pada diri ku.
ya, aku yang belum pernah bisa melupakan dia disana, kini menjadi lupa bahkan tak perduli.
semua karena dirimu, karena kamu memberikan warna baru warna yang indah hingga enggan aku acuhkan.
ku jalani hari demi hari dengan ucapan sayang dari bibir mu,
dengan ketikan "love u" dari telpon selularmu,
tak pernah menyangka, aku ditemukan dengan sosok seperti mu.
sosok yang mampu membuat ku nyaman,
nyaman untuk bercerita, tertawa, bahkan terdiam dengan pandangan kosong ke depan.
kau yakinkan aku dengan segala ucapanmu,
kau yakinkan aku dengan ssegala janji manismu,
dan aku percaya.
aku percaya bahwa aku bisa terus denganmu,
aku percaya bahwa kamu memegang teguh janji-janjimu
dan aku percaya bahwa kamu tak akan mengulangi kesalahanmu di masa lalu,
ya masa dimana kamu belum begitu mengenalku,
masa dimana, kamu tersiksa karena harus belajar mencintai.
yang aku yakini bahwa sayang mu pada ku, bukan hal yang harus dipelajari,
melainkan hal yang tulus yang datang dari lubuk hatimu yang terdalam.
iyaaa aku percaya itu semua,
hinggaaaa....
kamu mengucapkan bahwa kita harus bisa seperti dahulu,
seperti dimana aku dan kamu hanya teman,
teman yang saling mendengar cerita
teman yang saling memberi perhatian tanpa batas.
kamu ingin menjadi seperti dulu,
iya seperti dulu, seperti janjimu untuk menjaga ku.
seperti janjimu ingin selalu ada untukku temanmu yang malang.
kaget aku mendengarnya,
tapi bisa ku akui bahwa aku juga rindu masa-masa itu.
bukan masa dimana aku dan kamu saling mengucapkan kata sayang.
aku rindu masa itu.
tapi aku belum siap menjalani nya untuk mengulang suatu kejadian yang mustahil menurutku.
kamu meyakinkan aku bahwa kita bisa seperti dulu,
kita masih bisa bersikap seperti biasa.
tanpa ada yang tau, bahwa sebenarnya aku dan kamu telah usai.
aku terima keputusan itu,
aku terima ketika kamu menjawab "tidak" pada pertanyaan ku "jadi sayang nya kamu udah engga ada?"
aku terima semuanya, dengan tetap ada harapan kecil diujung sana tanpa ku sadari.
aku tertawa,
yaa aku dan kamu tertawa bersama,
hingga membuat mereka jahil untuk tidak meledek aku dan kamu.
aku terus tertawa, karena ku fikir tawaku bisa menjadi pelipur lara atas keputusan itu.
sehari dua hari dari hari itu ku belajar untuk terus terbiasa tanpa kamu,
tanpa sms mu, tanpa bbm mu,
yaaaa berusaha terbiasa tanpa mu meski harapan itu masih ada.
masih ada, hinggaaa...
aku melihatmu dengannya LAGI!
yaa dengannya lagi!
maaf tapi untuk ini aku tak bisa menahan kekesalanku,
kekesalan atas diriku
kekesalan atas harapan kecilku
dan kekesalan atas tulusnya sayang ku untukmu.
aku kesal, tapi aku tak mampu berbuat apa-apa.
hanya tangisan yang bisa ku ciptakan.
yaa tangisan dari rasa sakit yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
kamu,
kamu orang pertama yang mampu membuat ku lupa dengannya,
tapi kamu juga.
kamu orang pertama yang membuat ku jatuh, runtuh, dan hancur.
terlintas dibenakku.
secepat itu kah?
semudah itu kah?
kamu ciptakan dua bulan yang indah,
dan kamu hancurkan dalam dua minggu?? :')
ya, kamu yang mengisi kekosongan dan memberikan segala rasa sayang yang belum pernah kudapatkan dari laki-laki lain.
rasa sayang yang lama ku damba, kini hadir.
kamu hadir dengan membawa segala perubahan pada diri ku.
ya, aku yang belum pernah bisa melupakan dia disana, kini menjadi lupa bahkan tak perduli.
semua karena dirimu, karena kamu memberikan warna baru warna yang indah hingga enggan aku acuhkan.
ku jalani hari demi hari dengan ucapan sayang dari bibir mu,
dengan ketikan "love u" dari telpon selularmu,
tak pernah menyangka, aku ditemukan dengan sosok seperti mu.
sosok yang mampu membuat ku nyaman,
nyaman untuk bercerita, tertawa, bahkan terdiam dengan pandangan kosong ke depan.
kau yakinkan aku dengan segala ucapanmu,
kau yakinkan aku dengan ssegala janji manismu,
dan aku percaya.
aku percaya bahwa aku bisa terus denganmu,
aku percaya bahwa kamu memegang teguh janji-janjimu
dan aku percaya bahwa kamu tak akan mengulangi kesalahanmu di masa lalu,
ya masa dimana kamu belum begitu mengenalku,
masa dimana, kamu tersiksa karena harus belajar mencintai.
yang aku yakini bahwa sayang mu pada ku, bukan hal yang harus dipelajari,
melainkan hal yang tulus yang datang dari lubuk hatimu yang terdalam.
iyaaa aku percaya itu semua,
hinggaaaa....
kamu mengucapkan bahwa kita harus bisa seperti dahulu,
seperti dimana aku dan kamu hanya teman,
teman yang saling mendengar cerita
teman yang saling memberi perhatian tanpa batas.
kamu ingin menjadi seperti dulu,
iya seperti dulu, seperti janjimu untuk menjaga ku.
seperti janjimu ingin selalu ada untukku temanmu yang malang.
kaget aku mendengarnya,
tapi bisa ku akui bahwa aku juga rindu masa-masa itu.
bukan masa dimana aku dan kamu saling mengucapkan kata sayang.
aku rindu masa itu.
tapi aku belum siap menjalani nya untuk mengulang suatu kejadian yang mustahil menurutku.
kamu meyakinkan aku bahwa kita bisa seperti dulu,
kita masih bisa bersikap seperti biasa.
tanpa ada yang tau, bahwa sebenarnya aku dan kamu telah usai.
aku terima keputusan itu,
aku terima ketika kamu menjawab "tidak" pada pertanyaan ku "jadi sayang nya kamu udah engga ada?"
aku terima semuanya, dengan tetap ada harapan kecil diujung sana tanpa ku sadari.
aku tertawa,
yaa aku dan kamu tertawa bersama,
hingga membuat mereka jahil untuk tidak meledek aku dan kamu.
aku terus tertawa, karena ku fikir tawaku bisa menjadi pelipur lara atas keputusan itu.
sehari dua hari dari hari itu ku belajar untuk terus terbiasa tanpa kamu,
tanpa sms mu, tanpa bbm mu,
yaaaa berusaha terbiasa tanpa mu meski harapan itu masih ada.
masih ada, hinggaaa...
aku melihatmu dengannya LAGI!
yaa dengannya lagi!
maaf tapi untuk ini aku tak bisa menahan kekesalanku,
kekesalan atas diriku
kekesalan atas harapan kecilku
dan kekesalan atas tulusnya sayang ku untukmu.
aku kesal, tapi aku tak mampu berbuat apa-apa.
hanya tangisan yang bisa ku ciptakan.
yaa tangisan dari rasa sakit yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
kamu,
kamu orang pertama yang mampu membuat ku lupa dengannya,
tapi kamu juga.
kamu orang pertama yang membuat ku jatuh, runtuh, dan hancur.
terlintas dibenakku.
secepat itu kah?
semudah itu kah?
kamu ciptakan dua bulan yang indah,
dan kamu hancurkan dalam dua minggu?? :')
Komentar
Posting Komentar